Minggu, 29 September 2013
Selasa, 10 September 2013
biodata
BIODATA
Nama lengkap jujun junaedi. Ia lahir pada tanggal 23-06-1410 H/ tanggal 20 januari, 1990 M Garut. Orang tua pegawai wirasuasta. Penulis di besarkan di Garut menempuh pendidikan SD pada tahun 1997-2003 di SD LINGGAMANIK IV GARUT, SMP pada tahun 2003-2006 di SMP MUHAMMAIYAH PMPK GARUT. Setlah menempuh pendidikan SMP penulis sempat berhenti setahun di karenakan penulis di dalam segi ekonomi yang kurang, selama berhenti penulis membantu orangtua bertani, setelah berhenti setahun penulis memaksakan diri untuk melanjutkan lagi, SMA/MA pada tahun 2007-2010 di PPI 19 BENTAR GARUT (PERSIS) selama penulis di MA aktif di organisasi SY (subhanul yaum) istilah lain yaitu pramuka selama itu penulis menjadei bendahara. Dan pada akhir sekolh ada kegiatan UPKJ (ujian peraktk kerja lapangan) selama 2 minggu yang bertempat di DS ciudian kec. Singajaya Garut penulis menjadi bendahara lagi. Setelah lulus MA penulis berniat untuk bekerja dulu sebelum melanjutkan kuliah, hingga akhirnya penulis bekerja di salahsatu perusahaan terbesar di asia pada perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Perawang, Pekanbaru RIAU. Selama enam bulan, lalu penulis memundurkan diri dan bekerja lagi di pabrik Kerupuk selama tiga bulan di Perawang Pekanbaaru RIAU. Selama penulis bekerja hasilnya di tabung untuk melanjutkan kuliah, setelah terkumpul penulis memutuskan diri untuk kuliah dan pergi dari Pekabaru ke Bandung dengan seorang diri, tanpa di antar sama orang tua untuk kulah di Bandung, berkat keyakinan penulis hingga akhirnya Allhamdulilah penulis di terima di Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 2011,di Jurusan KPI, Fakultas Dakwah dan Komunikasi- Sekarang. Penulis selama kuliah aktif di organisasi HMI (Himpunan mahasiswa Islam) sebagai anggota, dan di BEM J UIN menjadi koordinator kewirausaahaan. dan juga penulis aktif di masyarakat mengurus mesjid dan mengajar ngaji di Bumi Panyilekan Cibiru Bandung pada tahun 2012-2013.
SEJARAH ISLAM DI LINGKUNGAN KELAHIRAN JUJUN JUNAEDI
Tempat lahir saya tepatnya di Cikelet dimana di Cikelet itu ada suatu perkampunan yang disebut rumah adat yang berada di kampung dukuh, disana hanya empatpuluh rumah dan di lingkari dengan pager-pager dari kayu brtujuan untuk pembeda dari kampung-kampung lainya, dimana di kampung adat ini perabotan rumah tangganya serba tradisional, banyak orang mengatakan bahwa di kampung adat ini banyak makam-makam para wali, dan di jadikan tempat jarah, di kampung adat ini ada kubu/peminpinya untuk melaksanakan jarah, disana kalau sesorang ingin melaksanakan jarah ada syarat tertentu yaitu harus menggunakan baju serba putih, kenapa seperti itu karaena baju putih melambangkan ksesucian.
Nama lengkap jujun junaedi. Ia lahir pada tanggal 23-06-1410 H/ tanggal 20 januari, 1990 M Garut. Orang tua pegawai wirasuasta. Penulis di besarkan di Garut menempuh pendidikan SD pada tahun 1997-2003 di SD LINGGAMANIK IV GARUT, SMP pada tahun 2003-2006 di SMP MUHAMMAIYAH PMPK GARUT. Setlah menempuh pendidikan SMP penulis sempat berhenti setahun di karenakan penulis di dalam segi ekonomi yang kurang, selama berhenti penulis membantu orangtua bertani, setelah berhenti setahun penulis memaksakan diri untuk melanjutkan lagi, SMA/MA pada tahun 2007-2010 di PPI 19 BENTAR GARUT (PERSIS) selama penulis di MA aktif di organisasi SY (subhanul yaum) istilah lain yaitu pramuka selama itu penulis menjadei bendahara. Dan pada akhir sekolh ada kegiatan UPKJ (ujian peraktk kerja lapangan) selama 2 minggu yang bertempat di DS ciudian kec. Singajaya Garut penulis menjadi bendahara lagi. Setelah lulus MA penulis berniat untuk bekerja dulu sebelum melanjutkan kuliah, hingga akhirnya penulis bekerja di salahsatu perusahaan terbesar di asia pada perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Perawang, Pekanbaru RIAU. Selama enam bulan, lalu penulis memundurkan diri dan bekerja lagi di pabrik Kerupuk selama tiga bulan di Perawang Pekanbaaru RIAU. Selama penulis bekerja hasilnya di tabung untuk melanjutkan kuliah, setelah terkumpul penulis memutuskan diri untuk kuliah dan pergi dari Pekabaru ke Bandung dengan seorang diri, tanpa di antar sama orang tua untuk kulah di Bandung, berkat keyakinan penulis hingga akhirnya Allhamdulilah penulis di terima di Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 2011,di Jurusan KPI, Fakultas Dakwah dan Komunikasi- Sekarang. Penulis selama kuliah aktif di organisasi HMI (Himpunan mahasiswa Islam) sebagai anggota, dan di BEM J UIN menjadi koordinator kewirausaahaan. dan juga penulis aktif di masyarakat mengurus mesjid dan mengajar ngaji di Bumi Panyilekan Cibiru Bandung pada tahun 2012-2013.
SEJARAH ISLAM DI LINGKUNGAN KELAHIRAN JUJUN JUNAEDI
Tempat lahir saya tepatnya di Cikelet dimana di Cikelet itu ada suatu perkampunan yang disebut rumah adat yang berada di kampung dukuh, disana hanya empatpuluh rumah dan di lingkari dengan pager-pager dari kayu brtujuan untuk pembeda dari kampung-kampung lainya, dimana di kampung adat ini perabotan rumah tangganya serba tradisional, banyak orang mengatakan bahwa di kampung adat ini banyak makam-makam para wali, dan di jadikan tempat jarah, di kampung adat ini ada kubu/peminpinya untuk melaksanakan jarah, disana kalau sesorang ingin melaksanakan jarah ada syarat tertentu yaitu harus menggunakan baju serba putih, kenapa seperti itu karaena baju putih melambangkan ksesucian.
Rabu, 04 September 2013
Retorika Moderen
Retorika Modern
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Berbicara di
depan umum misalnya pidato terkadang sering membuat pendengarnya mengantuk dan
bosan. Hal tersebut disebabkan karena sang orator kurang memahami teknik-teknik
pidato dengan baik. Padahal dengan berpidato kita menyampaikan gagasan kita,
memberikan informasi terhadap orang banyak atau bahkan untuk memengaruhi orang
lain. Sangat disayangkan jika isi pidato sangat berbobot dan berguna tetapi kurang didengar oleh pendengarnya karena cara
berpidatonya yang membosankan, kurang menarik dan membuat orang mengantuk.
Anggapan bahwa
menjadi seorang orator yang berhasil itu sulit harus segera dipatahkan. Karena
dengan anggapan seperti itu akan mematahkan semangat atau kemauan untuk terus
belajar berpidato pada setiap orang yang sebenarnya mempunyai bakat menjadi
seorang orator yang handal.
Permasalahan
tersebut memang dapat dipecahkan. Salah satunya dengan bimbingan sebuah buku
yang mampu menjadikan kegiatan berpidato menarik untuk didengar dan memberi
petunjuk-petunjuk atau teknik-tenik menyusun teks pidato dan berpidato itu
sendiri secara praktis. Buku tersebut berjudul Retorika Modern: Pendekatan Praktis karya Jalaluddin Rakhmat bisa
menjadi salah satu solusinya.
Buku Retorika Modern: Pendekatan Praktis karya
Jalaluddin Rakhmat ini terbilang buku dengan jumlah cetakan yang cukup banyak
yakni sampai tahun 2011 sudah dicetak sebanyak 15 kali cetakan yang diterbitkan
oleh PT Remaja Kosdakarya. Tebal buku ini sebanyak 140 halaman.
Buku Retorika Modern: Pendekatan Praktis
karya Jalaluddin Rakhmat ini terdiri dari 7 bab. Bahan yang dibahas dalam buku
ini diantaranya tahap persiapan pidato, tahap penyusunan pidato, tahap
penyampaian pidato, pidato informative, pidato persuasive, dan pidato
rekreatif. Buku ini mengarah pada cara praktis membuat teks pidato dengan baik,
cara-cara berpidato yang baik dan menarik bagi pendengarnya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa
isi buku Retorika Modern: Pendekatan
Praktis karya Jalaluddin Rakhmat?
2. Apa
saja keunggulan buku tersebut disbanding buku sejenis yang lain?
3. Apa
saja kelemahan buku tersebut disbanding buku sejenis yang lain?
C.
Tujuan
Tujan yang
hendak dicapai melalui penulisan laporan buku ini adalah untuk mengetahui dan
mendeskrisikan:
1. Isi
buku Retorika Modern: Pendekatan Praktis
karya Jalaluddin Rakhmat;
2. Keunggulan
buku tersebut disbanding buku sejenis yang lain;
3. kelemahan
buku tersebut disbanding buku sejenis yang lain.
D.
Kegunaan
Laporan buku ini
diharapkan mempu memiliki kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara teoritis diharapkan laporan buku ini menambah khazanah teoretis tentang
berpidato. Secara praktis diharapkan laporan buku ini menambah pengetahuan,
wawasan, dan keilmuan bagi penulis maupun bgai pembaca.
BAB
II
RINGKASAN
ISI BUKU DAN PEMBAHASAN
A.
Ringkasan
Isi Buku
Buku berjudul Retorika Modern: Pendekatan Praktis karya Jalaluddin Rakhmat penulis berupaya memberikan petunjuk-petunjuk
praktis dalam retorika: persiapan, penyusunan, dan penyampaian pidato, lengkap
dengan bahasan khusus mengenai pidato informatif, persuasif, dan rekreatif.
Bab pertama dari buku ini
memaparkan tentang sejarah perkembangan retorika itu sendiri dimulai dari
Retorika Zaman Romawi, Retorika Abad Pertengahan dan Retorika Modern.
Retorika Zaman Romawi bermula sebuah
makalah retorika dari Corax yang diberi nama Techne Logon (seni kata-kata) yang dibuatnya untuk membantu orang
memenangkan haknya. Para peneliti menyebutkan bahwa makalah tersebut berbicara
tentang “teknik kemungkinan”.
Corax juga menciptakan dasar-dasar
organisasi pesan. Ia membagi pidato pada lima bagian: pembukaan, uraian, argument, penjelasan tambahan, dan kesimpulan. Kemudian, dari sinilah para
ahli retorika kelak mengembangkan organisasi pidato.
Yang menjadi acuan sekaligus
pelopor Retorika Abad Pertengahan adalah St. Agustinus yang menjelaskan dalam On Christian Doctrine (426) para
pengkhotbah harus angggup mengajar, menggembirakan dan menggerrakkan. Dan yang
menjadi acuan sekaligus pelopor Retorika Abad Pertengahan lainnya adalah Nabi
Muhammad SAW yang menyampaikan firman Allah SWT, “Berilah mereka nasihat dan
berbicaralah kepada mereka dengan pembicaarn yang menyentuk jiwa mereka”
(Al-qur’an 4:63). Nabi Muhammad SAW juga bersabdah, “Sesungguhnya dalam
kemampuan berbicara yang baik itu ada sihirnya”.
Kemudian pada
Retorika Modern, tokoh-tokohnya seperi James A Winans, Charles Henry Woolbert,
William Noorwood Brigance, Alan H Monroe.
Pada bab kedua
penulis mulai mengenalkan jenis-jenis pidato. Jenis pidato yang dijelaskan
dalam buku ini adalah pidato impromptu
dan ekstempore. Kedua jenis puisi
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya.
Kemudian dalam
memilih topik dan tujuan pidato, penulis dalam bukunya member bimbingan untuk
memilih criteria topic yang baik, agar para pendengar pun merasa tertarik untuk
mendengar pidato yang kita bawakan. Kriteri topic yang baik diantaraya:
1. Topik
harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan anda.
2. Topik
harus menarik minat anda.
3. Topik
harus menarik minat pendengar.
4. Topik
harus sesuai dengan pengetahuan pendengar.
5. Topik
harus terag ruang-lingkup dan pembahasannya.
6. Topik
harus sesuai dengan waktu dan situasi.
7. Topik
harus dapat ditunjang dengan bahasa lain.
Setelah kita
memahami jenis pidato dan cara memilih topik pidato yang benar dalam buku ini
penulis mengharapkan pembaca dapat mulai masuk pada tahap cara membuka dan
menutup pidato. Menurut penulis cara-cara membuka pidato dan berapa banyak
waktu yang dibutuhkan aat berrgantung kepada topic, tujuan, situasi, khalayak,
dan hubungan antara komunikator dengan komunikan. Penulis juga memberikan
pilihan cara membuka pidato dengan cara-cara di bawah ini.
1. Langsung
menyebutkan pokok persoalan.
2. Melukiskan
latar-belakang masalah.
3. Menghubungkan
dengan cerita mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian
khlayak.
4. Menghubungkan
dengan peristiwa yang sedang diperingati.
5. Menghubungkan
dengan tempat kamunikator berpidato.
6. Menghubungakan
dengan suasana emosi (mood) yang tengah meliputi khalayak.
7. Menghubungkan
dengan kejadian sejarah yang terjadi di masa lalu.
8. Menghubungkan
dengan kepentingan vital pendengar.
9. Dll.
Disamping itu,
cara menutup pidato menurut penulis adalah bagian-bagian yang paling
menentukan. Karena menurut penulis penutupan pidato harus dapat memfokuskan
pikiran dan perasaan khalayak pada gagasan utama atau kesimpulan penting dari
seluruh isi pidato. Penutup pidato yang baik menurut penulis adalah.
1. Menyimpulkan
atau mengumpulkan ikhtisar pembicaraan.
2. Menyatakan
kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda.
3. Mendorong
khalayak untuk bertindak (appeal for action).
4. Mengakhiri
dengan klimaks.
5. Mengatakan
kutipan sajak, kitab suci, peribahasa, atau ucapan ahli.
6. Mencerikatakan
contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan.
7. Menerangkan
maksud sebenarnya pribadi pembicara.
8. Memuji
dan menghargai khalayak.
9. Membuat
pertanyaan yang humoris atau anekdot lucu.
Penulis juga menyampaikan
prinsip-prinsip menyampaikan pidato pada buku tersebut. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kontak
Penulis menyebutkan
bahwa pidato adalah komunikasi tatap muka, yang bersifat dua arah. Walaupun
pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan, ia harus “mendengarkan”
pesan-pesan yang disampaikan para pendengarnya (baik berupa kata-kata tau bukan
kata-kata).
2. Karakteristik
olah vokal
Penulis mengatakan
pidato, seperti teater, sangat bergantung pada acting. Salah satu unsur acting
adalah olah vocal. Dalam buku ini ada toga hal yang harus diperhatikan dalam
olah vocal: kejelasan, keragaman, dan ritma.
3. Olah
visual
Menurut penulis,
gerak-gerak tubuha anada dalam berpidato akan melibatkan pendengarnya untuk
bergerak juga. Mereka akan ikut merasakan apa yang anda rasakan. Bagi
komunikator, gerak fisik dapat menyalurkan energy tambah dalam tubuhnya. Dengan
demikian, ia mengurangggi kecemasan komunikator dan meningkatkan kepercayaan
diri.
Kemudian, dalam
buku Retorika Modern ini penulis juga menjelaskan tentang pidato informatif,
pidato persuasif, dan pidato persuasif.
Pidato
informatif bertujuan untuk menyampaikan informasi. Menurut penulis, apa pun
jenisnya, pidato informative merupakan upaya untuk menanamkan pnengertian.
Karena itu, secara keseluruh pidato informative harus jelas, logis, dan sistematis.
Kemudian pidato
persuasif. Contoh pidato persuasive adalah menceritakan kembali peristiwa yang
sebenaranya tidak aneh tetapi menggunakan sudut persuasif, tetapi nyata. Dalam
pembahasan tentang pidato persuasive ini, penulis juga memberikan cara
bagaimana memangani berbagai jenis khalyak.
Pidato rekretif
menurut Alan H. Monroe “the speech to
entertain”, pidato untuk menghibur. Penulis mengatakan bahwa jenis pidato
ini tidak untuk menyampaikan informasi, tidak pula untuk memengaruhi. Tujuannya
hanya untuk mengembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan suasana, atau
sekedar memberikan selingan yang enak setelah rangkaian acara yang melelahkan.
Pidato rekreatif tidak selalu harus melucu. Anda dapat menceritakan pengalaman
yang luar biasa, eksotik, aneh tetapi nyata, juga aneh tetapi tidak nyata.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan uraian singkat isi buku
pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Ada
beberapa kriteria topik berpidato yang baik seperti, topik harus sesuai dengan latar
belakang pengetahuan anda, topik harus menarik minat anda, topik harus menarik
minat pendengar, topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar, dll.
2. Kemudian
cara membuka pidato yang baik dengan cara langsung menyebutkan pokok persoalan,
melukiskan latar-belakang masalah, menghubungkan dengan cerita mutakhir atau
kejadian yang tengah menjadi pusat perhatian khlayak, menghubungkan dengan peristiwa
yang sedang diperingati, menghubungkan dengan tempat kamunikator berpidato,
dll.
3. Penutup
pidato yang baik bisa dengan cara-cara seperti, menyimpulkan atau mengumpulkan
ikhtisar pembicaraan, menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata
yang berbeda, mendorong khalayak untuk bertindak (appeal for action),
mengakhiri dengan klimaks, mengatakan kutipan sajak, kitab suci, peribahasa,
atau ucapan ahli, dll.
4. Prinsip-prinsip
menyampaikan pidato adanya kontak, olah vocal dan olah visual.
5. Ada
beberapa jenis pidato diantaranya, pidato informasif, pidato persuasif, dan
pidato rekreatif.
B.
Saran
1. Buku
ini sangat cocok bagi pembaca yang ingin dengan cepat menguasai teknik
berpidato atau retorika modern.
2. Buku
ini cocok untuk dibaca pelajar mulai dari sekolah menengah pertama sampai
perguruan tinggi dan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat,
Jalaluddin. 2011. Retorika Modern:
Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Langganan:
Postingan (Atom)